top of page

Apa Itu First Mile, Mid Mile dan Last Mile Delivery dalam Supply Chain Milestone

Mengenal Proses Supply Chain Milestone

Proses logistik tidak pernah sesederhana yang dibayangkan. Konsumen mungkin hanya berpikir kapan produknya akan sampai. Akan tetapi, mereka tidak memikirkan bagaimana dan seperti apa proses perjalanan produk tersebut di luar sana.

Padahal dalam prosesnya, distribusi rantai pasok memiliki beberapa tahapan yang perlu dilalui sebelum akhirnya barang sampai ke tangan konsumen. Tahapan inilah yang disebut supply chain milestone.

Barang dari lokasi produsen ke rumah konsumen biasanya perlu menempuh perjalanan yang panjang. Berikut ini bagian dari tahapan tersebut:

1. First mile

Tahap awal adalah first mile atau pengiriman mil pertama. Di mana dalam tahap ini produk diambil dari pabrik menuju ke gudang atau pusat distribusi. Namun, definisi first mile tergantung pada sifat industrinya.

Misalnya, dalam hal industri produk pertanian. Perjalanan first mile dimulai dari pertanian ke pasar grosir, di mana penjual dapat membeli produk untuk dijual kembali.

Lalu, berbeda lagi dalam kasus perusahaan eCommerce. First mile didefinisikan sebagai proses di mana barang diambil dari pengecer (retailer), kemudian ditransfer ke penyedia logistik pihak ketiga. Nantinya, pihak tersebut atau penyedia layanan kurir mengirimkan ke konsumen akhir.

Kemudian, jika produk dikirim dari luar negeri atau impor, maka barang yang diangkut kurir akan masuk ke kantor bea cukai atau pelabuhan.

Dalam tahapannya, pengoptimalan pengiriman first mile sangatlah penting. Hal ini karena di fase first mile, ada proses penentuan ketersediaan produk sebelum akhirnya dibeli konsumen sehingga berpengaruh pada waktu tunggu pengiriman konsumen.

2. Middle mile

Selanjutnya ada tahapan middle mile atau disebut juga mid-mile. Setelah barang sampai di gudang penyimpanan, bea cukai atau pelabuhan, maka diangkut ke distributor. Di beberapa industri, seperti consumer good dan ritel, pengiriman mid-mile cukup dibutuhkan dalam rantai pasokan.

Hal tersebut karena perusahaan ritel, elektronik, FMCG, industri farmasi, dan bahan makanan biasanya memiliki pusat distribusi yang berlokasi di kota-kota besar, di mana mereka didistribusikan secara strategis ke toko-toko kecil di dalam dan sekitar kota, serta kota-kota pedesaan.

Dengan pengiriman mid-mile ini, perusahaan bisa lebih mudah untuk menurunkan biaya daripada di tahap pengiriman lainnya. Pasalnya, di tahap ini perusahaan bisa melakukan stok ulang lebih cepat di daerah-daerah yang jauh dari lokasi awal.

Selain itu, sistem pengiriman mid-mile ini juga perlu diperhatikan sebab jika tidak efisien, bisa memengaruhi proses pengiriman lebih lanjut, yang dapat mengakibatkan keterlambatan pengiriman dan masalah terkait lainnya.

3. Last mile

Tahapan terakhir dalam proses distribusi rantai pasok adalah pengiriman mil terakhir atau last mile. Di mana, pada fase ini terjadi pengangkutan barang dari gudang pengiriman ke destinasi akhir.

Baik itu tempat tinggal pribadi atau toko ritel, tujuan akhir atau last mile dari rantai pasokan harus dicakup dengan kecepatan kilat, untuk menghasilkan lebih banyak pelanggan yang senang.

Last mile delivery juga merupakan perjalanan yang paling mahal dari pusat transportasi ke tujuan akhirnya, sehingga kebutuhan optimasi sumber daya harus menjadi area fokus utama.

Permasalahan Dalam Supply Chain Milestone

Dalam supply chain milestone, baik itu first mile, mid-mile, atau pun last mile delivery pasti memiliki masalah dan tantangan dalam prosesnya.

Berikut ini masalah umum yang sering mengganggu supply chain milestone.

– Sistem yang tidak efisien karena kurangnya visibilitas

Visibilitas yang buruk dalam setiap proses supply chain milestone bisa berdampak pada kelancaran proses pengiriman. Pelacakan pergerakan barang yang tidak efisien antar setiap titik drop menyebabkan adanya penanganan yang buruk serta keterlambatan dalam perjalanan.

– Rute yang tidak optimal

Tanpa memiliki alat dan strategi perutean yang efisien, sulit untuk memastikan pelaksanaan layanan last mile delivery yang tepat waktu. Perutean tradisional sangat bergantung pada proses manual sehingga sulit untuk mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi pembuatan rute.

Misalnya, dengan diterapkannya proses perutean manual, mengubah rute pengiriman berdasarkan faktor real-time seperti cuaca, kemacetan lalu lintas, penutupan jalan mendadak, pengalihan tidak disengaja, dan banyak lagi bisa menjadi masalah besar, sehingga menunda proses pengiriman.

– Biaya pengiriman yang tinggi

Masalah ini terjadi dalam last mile delivery, di mana data dari Insider menyebut bahwa masalah last mile mengacu pada inefisiensi dalam pengiriman last mile, terutama kebutuhan untuk beberapa pemberhentian dengan ukuran drop rendah. Inilah sebabnya mengapa last mile delivery adalah bagian proses pengiriman yang paling mahal dan memakan waktu. Pengiriman last mile sering menyumbang 53% dari total biaya transportasi.

Jenis-jenis Distributor

Dalam pendistribusian rantai pasok atau barang, distributor dan pengecer adalah pihak yang tidak bisa dipisahkan begitu saja. Secara umum, mereka bisa terbagi menjadi 3 yaitu distributor grosir, distributor ritel, dan pengecer kecil.

Distributor grosir dapat dikelompokkan menjadi industri makanan, minuman, farmasi, elektronik, industri dan bahan bangunan. Biasanya, merupakan perantara antara produsen dan pengecer (ritel), sehingga sifatnya lebih kompleks karena menyangkut pelanggan, pemasok, jumlah SKU, serta struktur harga dan potongan harga mereka.

Inilah mengapa dari perspektif supply chain milestone, distribusi grosir adalah kombinasi dari pengiriman first mile dan mid-mile.

Distributor ritel bertindak sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Oleh sebab itu, berbeda dengan distribusi grosir, distribusi ritel dapat menggabungkan proses first mile, mid mile dan last mile delivery dalam rantai pasokan logistik.

Pengecer kecil termasuk Usaha Kecil Menengah (UKM) hanya membeli barang dari pedagang besar atau distributor grosir dalam jumlah tertentu. Maka dari itu, dalam supply chain milestone, UKM hanya melakukan pengiriman mid mile dan last mile karena hanya memiliki satu pusat distribusi yang melayani area terbatas.

Bagi pelaku UKM, ada tantangan tersendiri untuk bisa mengimbangi pemain pasar yang besar, sehingga diperlukan proses mid-mile dan last mile delivery yang memadai dan kuat. Pengiriman yang lancar dan cepat bisa memberi pengalaman pelanggan yang luar biasa.

Kelola Masalah Supply Chain Milestone Bersama Kargo Tech

Jawaban atas semua permasalahan dalam supply chain milestone, terutama bagi para pelaku UKM adalah menggunakan layanan mid mile dan last mile delivery Kargo Tech. Mulai dari ketidak-efisienan muatan atau optimasi rute, visibilitas pengiriman yang buruk, biaya pengiriman yang tinggi, serta proses penagihan kas bisa diatasi bersama Kargo.

Pengoptimalan manajemen rantai pasok dan proses logistik bisa dilakukan bersama last mile delivery Kargo dengan beberapa fitur unggulan yang memudahkan yaitu:

Multi-drop pengiriman untuk mengatasi permasalahan pengiriman yang berbeda. Fitur ini akan membantu merampingkan pengiriman dari beberapa pesanan menjadi satu pesanan dengan beberapa titik drop. Tentu ini membuat proses jadi lebih mudah dan terorganisir. Automatic routing dalam pengiriman last mile, untuk permasalahan dalam memilih rute yang masih manual dan tidak optimal. Dengan adanya automatic routing mengurangi kesalahan manusia selama perutean yang hanya berdasarkan pengalaman pengemudi di jalan. Pemuatan (loading) yang efisien untuk pengiriman yang berkualitas. Cash collection dalam pengiriman last mile, untuk membantu dan mengatasi masalah penagihan kas yang cukup merepotkan jika harus dilakukan sendiri oleh pelaku bisnis.

Jadi, tetap fokus dan berikanlah yang terbaik pada produk Anda, soal pengiriman percayakan hal itu dengan Kargo!

Klik di sini biar #KARGOyangURUS

4.247 tampilan

Postingan Terkait

Lihat Semua
bottom of page