Hindari Gangguan Umum Supply Chain Management dengan TMS Kargo Nexus for Shipper
08/07/2022
Era digital seperti sekarang ini, membuat konsumen semakin terbiasa dengan berbagai kemudahan yang mereka dapatkan dalam hal pemenuhan produk. Mulai dari tahap awal memilih, kemudian membeli, dan menunggu produk tersebut sampai ke tangannya, semua disuguhkan dengan cara yang mudah dan efisien.
Kemudahan tersebut tentunya didukung oleh supply chain yang terkoordinasi dengan baik, sehingga produk bisa disalurkan dengan lancar ke berbagai titik tujuan. Namun, sayangnya, kemudahan ini juga bisa sirna apabila supply chain management bisnis terganggu. Seperti misalnya yang terjadi pada sejumlah rantai pasok bisnis beberapa waktu belakang akibat adanya pandemi Covid-19.
Penyebaran pandemi secara cepat di berbagai wilayah, telah mengakibatkan disrupsi. Adanya keterbatasan dalam berinteraksi mengakibatkan rantai pasokan sejumlah bisnis harus terhambat dan terganggu. Seperti yang dirasakan oleh industri ritel dan manufaktur. Pasalnya, kedua industri tersebut sangat bergantung pada perpindahan dan pergerakan manusia agar bisnisnya tetap produktif, dan pandemi membatasi hal itu. [Baca Selengkapnya: Pasca Pandemi Covid-19, Industri Sektor Manufaktur di Indonesia Fokus pada Digitalisasi Logistik]
Tidak hanya pandemi tentu saja, ada sejumlah faktor lainnya yang biasa terjadi dan menjadi gangguan dalam kegiatan distribusi supply chain. Apa saja?
4 Jenis Gangguan Umum dalam Supply Chain Management
1. Pandemi
Pandemi COVID-19 telah memengaruhi manajemen supply chain secara global. Efek pandemi global atau krisis kesehatan masyarakat lainnya dapat berimbas langsung terhadap rantai pasokan karena berkaitan dengan jumlah orang, wilayah, dan perusahaan yang terpengaruh sehingga dapat mengganggu operasi normal di setiap tahap lini produksi.
Dari sisi manajemen supply chain, setidaknya ada dua masalah yang muncul karena pandemi virus corona beberapa waktu ke belakang. Pertama, perusahaan kesulitan memonitor permintaan dan inventaris baik jangka panjang dan pendek secara seksama karena pabrik-pabrik mendapat perintah untuk tutup dan melambatnya ekonomi.
Kedua, pengusaha ritel mengalami kekurangan inventaris karena pelanggan cenderung membeli dalam jumlah banyak untuk meminimalisir kontak di ruang terbuka.
2. Bencana alam
Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin topan, atau kebakaran hutan, sering kali menarik perhatian pada ketergantungan rantai pasokan di daerah yang terkena bencana. Akibatnya arus pengadaan barang menjadi terhambat karena jalur tersebut harus terhalangi sejumlah kerusakan.
Berbeda dengan jenis gangguan supply chain management yang lainnya, gangguan satu ini sama dengan pandemi, cenderung sulit dihindari karena tidak bisa prediksi dengan pasti kedatangannya.
3. Kegagalan dan keterlambatan transportasi
Transportasi menjadi alat yang berperan penting dalam menjaga kelancaran distribusi barang supply chain. Maka, ketika ada penundaan transportasi, akan berimbas secara langsung terhadap kekuatan rantai pasok.
Misalnya, bencana alam dapat menghalangi jalur transportasi dan perdagangan melalui daerah yang terkena bencana. Atau dalam kasus pandemi COVID-19, banyak daerah yang menerapkan penguncian untuk menghindari penyebaran virus mempersulit pengangkut barang untuk mengirimkan barang melalui darat, laut, atau udara memperlambat pergerakan bahkan produk vital.
4. Masalah pada produk
Jika beberapa gangguan sebelumnya muncul dari sisi eksternal, maka ada juga gangguan yang muncul dari internal, yakni dengan produk itu sendiri. Masalah dengan produk pada setiap tahap dalam rantai pasokan dapat menyebabkan masalah dan penundaan pada produk akhir. Untuk itu, manajemen kualitas berjalan seiring dengan manajemen rantai pasokan.
Baca Juga: Logistik adalah Bagian Penting dalam Perusahaan, Ini Tantangan dan 4 Perannya
Atasi Gangguan Supply Chain Management dengan Strategi Rantai Pasok yang Optimal
Setelah mengetahui kiranya apa saja yang bisa menjadi gangguan dalam sebuah supply chain management, tentu saja perusahaan perlu menyiapkan langkah-langkah strategis guna meminimalisir dampak buruk terjadi. Berikut taktik yang bisa dilakukan:
1. Buat rencana darurat rantai pasokan
Gangguan dalam supply chain bisa datang kapan pun. Maka, akan selalu baik untuk memiliki rencana cadangan, terutama dalam hal persediaan.
Buatlah rencana darurat, seperti misal mempersiapkan cara yang berbeda-beda untuk memindahkan barang. Lalu, pertimbangkan juga untuk menyisihkan anggaran darurat yang dapat digunakan jika terjadi gangguan.
2. Melakukan audit kerentanan rantai pasokan
Luangkan waktu untuk melakukan analisis risiko dan lihat di mana tahapan terlemah dalam supply chain management bisnis Anda. Ini akan membantu bisnis untuk fokus pada di mana Anda perlu menemukan alternatif.
3. Bermitra dengan penyedia jasa logistik
Cara terakhir yang paling ampuh dalam mengatasi gangguan dalam supply chain management adalah bekerja sama dengan penyedia jasa layanan logistik, khususnya yang menyediakan solusi mutakhir berupa teknologi digital. Misalnya, layanan logistik dari Kargo Tech, yaitu software TMS pintar Kargo Nexus for Shipper (NFS).
TMS ini terintegrasi tanpa batas ke jaringan transporter yang luas, secara nasional. NFS bisa menjadi menara kontrol tunggal untuk seluruh supply chain management Anda yang memungkinkan manajemen transportasi holistik, pemantauan pengiriman, dan manajemen kinerja vendor. Dengan fungsinya tersebut, NFS bisa menjadi alat yang membantu Anda mempertahankan kualitas manajemen distribusi produk dalam situasi gangguan seperti saat pandemi dan pemulihan pasca pandemi.
Jika Anda sudah memiliki kontrol yang baik terhadap pengiriman, tidak ada lagi keterlambatan yang ditemui. Distribusi lebih lancar, dan profit pun bisa masuk dengan baik. Bagaimana, tertarik meminimalkan gangguan dalam supply chain management bisnis?
Hubungi segera [email protected] atau klik di sini dan pelajari lebih lanjut bagaimana Kargo membantu menghilangkan kekhawatiran bisnis Anda dalam menghadapi situasi-situasi sulit dan tak terduga seperti sekarang ini.