Mengenal Istilah Mark Up dan Mark Down dalam Usaha dan Bisnis
03/02/2021
Dalam sebuah bisnis tentu istilah mark up and mark down sering ditemukan dalam penentuan sebuah harga. Harga sendiri dalam dunia bisnis menjadi tolak ukur dari sebuah transaksi terhadap produk yang diminta oleh konsumen. Dalam dunia bisnis dan usaha sebagai produsen, distributor, maupun konsumen tentu menentukan harga dengan melakukan mark up dan juga mark down fungsinya untuk meraih keuntungan. Melihat hal itu berarti harga menjadi faktor penentu keuntungan dan juga kerugian bagi penjualan, sehingga harga tidak dapat ditentukan dengan sembarangan.
Mengenal istilah mark up and mark down dalam berbisnis harus dilandasi dengan metode masing-masing sesuai dengan mekanisme bidang usaha yang digeluti, seperti contohnya pelaku bisnis kue yang sudah mendapatkan harga dasar dari hasil membuat kue, namun pebisnis kue tentunya perlu mendapat keuntungan sesuai dengan yang diusahakannya.
Ingin Lebih tahu Tentang Pengiriman Barang Bersama Kargo? Cek Harganya dan Tujuannya here..
Pengertian Mark Up
Mark Up adalah sebuah upaya peningkatan harga atau jumlah harga rupiah yang ditambahkan pada biaya produk untuk memproduksi harga jual. Perlakuan dari sebuah mark up didapatkan untuk mendapatkan margin yang lebih besar sesuai dengan pasar. Margin sendiri adalah selisih antara biaya produksi dan harga jual di pasar. Margin sendiri biasanya digunakan untuk menjelaskan keuntungan dalam bentuk presentasi yang dihitung berdasarkan penjualan dan produksi.
Rumus persentase mark up dalam berbisnis:
Persentase Markup: Harga penjualan – harga per unit/ harga per unit x 100.
Misalnya, jika sebuah produk berharga Rp 20.000 dan harga jualnya 25.000. Maka persentase mark up-nya adalah (25.000 /20.000) x 100 = 1,25%.
Pengertian Mark Down
Istilah mark down tidak sepopuler istilah mark up, dan juga istilah inipun berlawanan dengan mark up. Mark down adalah upaya penurunan harga jual yang dilakukan oleh pelaku bisnis dengan harapan konsumen dapat membeli barang tersebut secara cepat. Hal tersebut merupakan sebuah reduksi/ pemotongan harga ritel awal atau sering disebut juga penurunan margin. Hal ini harus dilakukan karena harga dari suatu barang tidak bisa diharapkan untuk meningkat, sehingga harga yang diputuskan dari markdown ini bisa dikatakan masuk dalam faktor penyebab peritel merugi.
Hal ini biasa dilakukan jika barang produksi dalam keadaan tidak maksimal atau dalam tidak dalam kondisi prima, hal itu juga biasa dilakukan pada akhir tahun atau pada cuci gudang. Melakukan mark down tidak dapat dibilang rugi karena pada akhirnya di akhir tahun penjual dapat menjualkan barang-barang tersebut, walaupun tidak mendapatkan keuntungan maksimal.
Markdown adalah diskriminasi harga tingkat kedua. Markdown dikatakan sebagai diskriminasi tingkat kedua karena melalui markdown, sebenarnya ritel telah membebankan harga berbeda kepada konsumen yang berbeda atas dasar sifat penawaran.
Diskriminasi harga adalah strategi makroekonomi yang banyak dijalankan oleh para produsen. Dalam diskriminasi harga, sebuah produk dijual dengan harga yang berbeda, dan di tempat yang berbeda. Untuk diskriminasi harga kedua, setiap pelanggan dikenakan biaya berbeda tergantung kuantitas pembelian.
Metode yang Digunakan Dalam Penetapan Harga
Untuk menerapkan penetapan harga dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan menaikan mark up and mark down sesuai dengan rumus dan perhitungan yang sudah dijelaskan di atas. Nah, selain cara itu kamu juga bisa menggunakan metode lain untuk menetapkan sebuah harga. Berikut ini beberapa metode menetapkan harga yang bisa kamu gunakan dalam berbisnis.
Menetapkan Harga Berdasarkan Pesaing
Menetapkan harga bisa dilakukan dengan cara melihat kompetitor sebagai referensi, lebih baik lagi jika kamu dapat mengetahui dengan mengklasifikasikan sesuai produk yang sama dengan kompetitor. Metode satu ini biasanya sering ditemukan pada pasar oligopoli, yang mana dalam satu pasar memiliki harga kompetitif yang sama pada satu gerai hingga produk.
Berdasarkan Permintaan
Dengan menggunakan metode ini produsen diminta aware terhadap perilaku pasar dengan melihat pola perilaku pembelian. Hal ini bisa dilakukan dengan menjual produk yang sama dengan brand yang berbeda dan harga yang berbeda pula, dengan begitu kamu dapat melihat produk mana yang lebih diminati dan apa alasannya. Apakah konsumen suka produk yang lebih murah? Atau apakah produsen mengedepankan kualitas barang. Hal ini yang dinamakan dengan penetapan harga yang didasari oleh perilaku konsumen atau pun pelanggan. Maka dari itu, seorang produsen harus pintar dalam menentukan harga yang sesuai dengan kualitas barang.
Metode Berdasarkan Biaya
Metode berdasarkan biayanya dilihat dari perhitungan modal dan harga pokok dasar dari produk tersebut. Ada tiga jenis penetapan harga berdasarkan biaya, yaitu biaya plus, HPP dan Break Even Point (BEP). Untuk biaya penetapan plus, produsen akan menghitung seluruh jumlah biaya ditambah dengan jumlah tertentu. HPP (Harga Pembelian Pokok) metode ini menggunakan perhitungan harga pokok pembelian untuk satu baran dan nanti ditambah dengan mark up yang kompetitif. Terakhir adalah menggunakan BEP (Break Event Point) yang dihitung dengan jumlah total biaya dan penerima keseluruhan.
Tips Sebelum Menentukan Mark Up and Mark Down pada Bisnis
Banyak faktor yang dapat menentukan mark up maupun mark down dalam suatu bisnis. Salah-salah menentukan, kamu bisa merugi karena salah langkah dalam menentukan harga yang kompetitif. Nah, sebelum kamu menentukan, berikut ini adalah tips sebelum menentukan mark up pada bisnis.
1. Perhatikan Target Penjualan
Untuk dapat menentukan harga jual, kamu tidak bisa seenaknya menentukan mark up terlalu besar karena target penjualan yang seharusnya sebagai faktor utama yang menentukan sebuah harga. Klasifikasikan target produk kamu masuk di kategori kalangan yang tepat sesuai dengan kualitas produk. Target penjualan bisa kamu jadikan acuan untuk menentukan seberapa banyak mark up yang kamu butuhkan.
Selain mark up kamu juga bisa menjadikan target penjualan sebagai acuan dari metode mark down agar promosi yang kamu lakukan tidak menjadi beban perusahaan ataupun merugi.
2. Perhatikan Harga Pesaing
Memperhatikan harga pesaing, hal ini cukup penting agar kamu mendapatkan harga yang kompetitif dan bisnis kamu tetap menjadi pilihan para pelanggan.
3. Perhatikan Biaya Operasional
Tidak hanya memperhatikan biaya HPP, dan produksi, kamu juga harus memperhatikan biaya operasional yang dikeluarkan. Setelah perhitungan biaya barang dan operasional barulah kamu bisa menentukan berapa banyak mark up yang bisa kamu tentukan.
Dalam usaha bisnis melakukan mark up dan mark down merupakan hal yang biasa dilakukan, namun perlakuan tersebut tetap menggunakan cara agar harga yang ditawarkan setara dan kompetitif.
Pelayanan bersama Kargo saat ini sangat berkualitas dengan harga yang kompetitif, pengiriman barang terasa akan mudah dan aman. Segera lakukan pengiriman barang bersama Kargo technologie, pengiriman makin mudah dengan aplikasi yang sesegera mungkin menemukan vendor transporter yang akan melayani kamu. Untuk mengetahuinya lebih lanjut segera kunjungi web Kargo shipper agar lebih mengetahui tentang bisnis kami.